Friday, December 18, 2015

Preparing Students for the 21st Century: International Strategies

To boost student skill competencies school can not stand alone and put out of school practices only merely as co-curricular activities. Obtain competencies instead of school time constrain, it is also develop in the human life time.Thus, it must be consider bring back people living reality into curricula that combine between school and out of school experience whether anyone is school student either pupil of living.
Preparing Students for the 21st Century: International Strategies

Tuesday, December 8, 2015

Model Pembelajaran Pendidikan Keorangtuaan (Parenting Education)

Tiga isu pokok berkenaan dengan model pembelajaran pendidikan keorangtuaan adalah: satuan pendidikan sebagai penyelenggara program,sasaran penerima manfaat program dan muatan program yang dikemas dalam kurikulum, bahan ajar dan media, serta penilaian hasil belajar. Ketiga isu ini akan memproyeksikan kedelapan standar nasional pendidikan sebagaimana dinyatakan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam ketentuan umum, PP ini hanya menggarisbawahi dua jalur pendidikan yaitu formal dan nonformal. Sedangkan pendidikan informal disinggung dalam penjelasan umum berkaitan dengan pengakuan kompetensi peserta didik.

1.Satuan Pendidikan
Memperhatikan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengupas satuan pendidikan nonformal (pasal 26 ayat 4) terdiri dari lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim,serta satuan pendidikan yang sejenisnya. Maka pendidikan keorangtuaan dapat diselenggarakan oleh semua satuan pendidikan nonformal.
Alih-alih mengharapkan semua jenis satuan PNF menyelenggarakan program pendidikan keorangtuaan, sesungguhnya PKBM dalam perannya sebagai coordination centre for community development (Hardiyanto, 2014:13) dapat memberikan kontribusi lebih luas sebagai pangkalan dibanding sebagai satuan pendidikan. Dengan demikian, PKBM lebih memproyeksikan pada isu-isu seperti penetapan tujuan belajar, pemilihan peserta didik, pengembangan jejaring dan kemitraan, pelibatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, penggalangan dana, metodologi pembelajaran, dan pengendalian dan pengelolaan (Forojalla, 1993:292-294) Sehingga,PKBM dapat dianalogikan menyerupai universitas yang memiliki berbagai fakultas-fakultas yakni satuan pendidikan yang melayani pembelajaran.

2.Penerima Manfaat
Memperhatikan kenyataan masyarakat di luar sekolah yang diproyeksikan menjadi peserta didik pendidikan keorangtuaan, maka karakteristik utama yang harus dipenuhi adalah sebagai orang tua. Kategori orang tua menurut tugas perkembangan (Kusmaryani,-) dimulai dari rentang usia 18 – 40 tahun (dewasa dini), 40 – 60 tahun (dewasa madya) dan lebih dari 60 tahun (dewasa lanjut). Tugas perkembangan orang tua ini memiliki ciri dan karakteristik khas mulai dari fisik, kognisi, emosi, sosial dan moral (Hiryanto). Dinamika kehidupan yang dihadapi dan kenyataan tugas perkembangan melahirkan konsekuensi bagi orang tua sebagai individu, bapak/ibu anak-anak mereka, termasuk sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dengan pasangan hidup, dalam keluarga, di dunia kerja,kehidupan masyarakat selain mengalami perubahan fisik (lihat table 1).


3.Muatan Program
Dengan memperhatikan tugas perkembangan orang tua, apalagi sejak ‘gelombang ketiga’ paradigm meritocracy digantikan parentocracy (Brown,1997) maka tantangan pendidikan keorangtuaan menjadi sangat mendesak dilihat dari materi dan bahan ajar.

Referensi:
Brown, Phillips. (1997) The ‘Third Wave’: Education and the Ideology of Parentocracy dalam Educatioanal: Culture,Economy, Society. Oxford: New York.
Forojalla, S.B. (1993) Educational Planning for Development. ST. Martin’s Press: New York.
Hardiyanto, Edy (2014) Kontribusi PNF dalam Penerapan Undang-Undang Desa. Andragogia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini,Nonformal dan Informal. Volume 7 No. 1 – Juni 2014. PP-PAUDNI Regional II Semarang dan Pasca Sarjana PLS UNNES Semarang.
Hutteman, Roos, Marie Hennecke, Ulrich Orth, Anne K. Reitz, dan Jule Specht (2014) Developmental Tasks as a Framework to Study Personality Development in Adulthood and Old Age. European Association of Personality Psychology. Wiley Online Library. Available on: https://www.academia.edu/6603932/Developmental_tasks_as_a_framework_to_study_personality_development_in_adulthood_and_old_age (Wednesday, 04 February 2015:09.25)
Hiryanto (-) Masa Dewasa On-Line. Available on: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Hiryanto,%20M.Si./BAB%20IX%20masa%20dewasa.pdf (Wednesday, 04 February 2015:08.25)
Kusmaryani, Rosita Endang (-) Tugas-tugas Perkembangan. On-Line. Available on: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita%20Endang%20Kusmaryani,%20M.Si./TUGAS%20%E2%80%93%20TUGAS%20%20PERKEMBANGAN.pdf (Wednesday, 04 February 2015:08.20)